![]() |
| Potret 4 peserta debat kadidat rektor yang masih stay sampai akhir acara. Doc. Lpm Edukasi |
Semarang, lpmedukasi.com — Debat Bakal Calon Rektor UIN Walisongo periode 2026–2030 yang diselenggarakan Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang pada Selasa (02/11/25) diwarnai ketidakhadiran dan aksi walkout peserta. Dari 16 bakal calon, hanya 10 yang hadir, dan enam di antaranya meninggalkan forum saat sesi tengah berlangsung dengan alasan adanya rapat pimpinan.
Ketua panitia, Farid, menyayangkan minimnya kehadiran peserta serta keluarnya beberapa calon di tengah acara. Menurutnya, forum ini merupakan kesempatan penting untuk menilai komitmen dan etika para calon pemimpin kampus.
“Kami kecewa karena banyak calon pimpinan yang tidak hadir. Kehadiran di forum ini adalah bentuk ujian komitmen dan etika mereka terhadap mahasiswanya,” ungkapnya.
Farid menambahkan bahwa jadwal debat sebenarnya telah dikonfirmasi jauh hari. Namun, pada H-1 panitia menerima pemberitahuan mendadak mengenai adanya rapat pimpinan yang waktunya berbenturan dengan agenda debat.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif murni KSMW tanpa intervensi dari pihak kampus, meski panitia tetap meminta izin kepada Wakil Rektor sebelum pelaksanaan.
Ketua KSMW, Riyan, menjelaskan bahwa debat digelar sebagai respon cepat atas minimnya pengetahuan mahasiswa terkait figur bakal calon rektor.
“Acara ini kami adakan untuk menyikapi ketidaktahuan mahasiswa terhadap calon pemimpinnya,” jelasnya.
Meski diwarnai ketidakhadiran dan walkout, KSMW menilai debat tersebut tetap menjadi ruang penting untuk meningkatkan transparansi dan memperkuat komunikasi antara mahasiswa dan para bakal calon rektor.
“Kami hanya berharap ke depan calon pemimpin kampus bisa lebih membuka ruang dialog dengan mahasiswa,” pungkasnya.
Reporter: Faizul Ma'ali
