Menemukan Ketenangan di Dunia Animasi: Studi tentang Pengaruh Menonton Anime terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa

  

(Ilustrasi diambil dari pinterest.com)

  Di tengah derasnya arus kehidupan modern yang serba cepat dan kompetitif, mahasiswa menjadi salah satu kelompok yang paling rentan mengalami tekanan mental dan emosional. Tuntutan akademik yang berat, tekanan sosial di lingkungan kampus, serta kekhawatiran terhadap masa depan sering kali menjadi sumber stres yang sulit dihindari. Dalam situasi demikian, kebutuhan untuk menemukan keseimbangan emosional menjadi sangat penting agar mahasiswa dapat tetap berfungsi secara optimal, baik secara akademis maupun sosial. Banyak cara dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi tekanan tersebut, mulai dari berolahraga, mendengarkan musik, menulis jurnal pribadi, hingga mencari hiburan digital. Salah satu bentuk hiburan yang semakin populer dan memiliki daya tarik kuat di kalangan generasi muda adalah anime.

  Anime telah berkembang menjadi fenomena global yang melampaui batas budaya dan usia penonton. Ia tidak hanya menawarkan hiburan semata, tetapi juga menjadi medium ekspresi emosional, penyampaian pesan moral, dan refleksi atas nilai-nilai kehidupan. Melalui perpaduan antara seni visual, musik, serta karakter yang kompleks, anime sering kali memberikan ruang bagi penontonnya untuk merasakan empati, ketenangan, bahkan inspirasi. Dalam konteks psikologis, menonton anime dapat dikategorikan sebagai coping mechanism, yaitu strategi yang digunakan seseorang untuk menghadapi tekanan atau stres kehidupan. Hal ini sejalan dengan teori escapism yang dikemukakan oleh Zillmann (1988), yang menyatakan bahwa hiburan dapat menjadi sarana pelarian sementara dari realitas yang penuh tekanan. Dengan menonton anime, mahasiswa dapat melepaskan beban pikiran dan mengalihkan fokus mereka ke dunia imajinatif yang lebih menenangkan.

  Lebih jauh lagi, setiap genre anime menawarkan bentuk pengalaman emosional yang berbeda. Genre healing dan slice of life, misalnya, dikenal karena kemampuannya menghadirkan suasana damai dan penuh kehangatan. Judul-judul seperti Rokuhoudou Yotsuiro Biyori, Yuru Camp, dan Barakamon menampilkan adegan sehari-hari yang sederhana namun penuh makna. Dalam Yuru Camp, misalnya, penonton diajak menikmati keindahan alam Jepang melalui kegiatan berkemah yang tenang dan penuh refleksi. Sementara Barakamon mengisahkan perjalanan seorang seniman kaligrafi yang menemukan kembali makna hidupnya melalui kehidupan sederhana di pedesaan. Melalui visual yang lembut dan alur yang tenang, anime-anime tersebut memberikan efek relaksasi yang nyata bagi penonton yang sedang mengalami kelelahan mental.

  Selain itu, ada pula genre cooking dan food adventure seperti Tondemo Skill de Isekai Hourou Meshi, Isekai Shokudou, dan Izakaya Nobu yang menghadirkan kehangatan dari dunia kuliner. Makanan dalam anime tidak hanya berfungsi sebagai elemen cerita, tetapi juga simbol kasih sayang, kebersamaan, dan rasa syukur terhadap kehidupan. Saat melihat karakter memasak dengan penuh cinta dan ketulusan, penonton seolah diajak untuk menghargai momen-momen kecil dalam hidup. Anime seperti ini memberi pengingat halus bahwa kebahagiaan tidak selalu harus dicari di tempat jauh kadang ia hadir di dapur sederhana, di meja makan yang dipenuhi tawa, atau dalam aroma teh hangat di sore hari. Nilai-nilai tersebut secara tidak langsung membantu mahasiswa menenangkan diri dari kepenatan dan menumbuhkan rasa syukur yang memperkuat kesehatan mental.

  Di sisi lain, anime dengan genre komedi ringan seperti Uramichi Oniisan dan Saiki Kusuo no Psi Nan juga memiliki pengaruh positif terhadap suasana hati. Melalui humor yang cerdas dan kadang satir, anime jenis ini tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungi realitas kehidupan dewasa yang penuh paradoks. Uramichi Oniisan, misalnya, menampilkan karakter utama yang bekerja di acara anak-anak tetapi menyimpan kelelahan batin karena tekanan pekerjaan dan rutinitas hidup. Meskipun lucu, anime ini menyentuh sisi emosional penonton yang mungkin merasakan hal serupa bahwa di balik senyum, ada perjuangan yang tidak selalu terlihat. Melalui tawa, penonton mendapatkan pelepasan emosional yang mampu meredakan stres dan menumbuhkan rasa empati terhadap diri sendiri.

  Sementara itu, bagi sebagian mahasiswa, anime bergenre romantis dan drama remaja seperti Your Lie in April, Ao Haru Ride, atau Gekkan Shoujo Nozaki-kun menghadirkan refleksi emosional yang berbeda. Cerita tentang persahabatan, cinta, dan penerimaan diri mengajarkan bahwa kehidupan tidak selalu sempurna, namun tetap bisa dijalani dengan ketulusan dan keberanian. Banyak mahasiswa yang mengaku menemukan motivasi untuk lebih terbuka terhadap perasaan mereka setelah menonton kisah-kisah seperti ini. Selain menghibur, anime jenis ini membantu penonton memahami dinamika emosi manusia dengan lebih dalam, sehingga mendukung perkembangan emosional dan sosial yang lebih sehat.

  Tidak dapat dipungkiri bahwa anime juga memiliki sisi inspiratif melalui genre action dan shounen. Judul-judul seperti Boku no Hero Academia, Naruto, Mob Psycho 100, atau Solo Leveling menampilkan perjuangan karakter utama yang pantang menyerah meskipun menghadapi kesulitan besar. Nilai-nilai seperti keberanian, kerja keras, dan persahabatan menjadi pesan utama yang dapat memotivasi mahasiswa untuk tetap berjuang menghadapi tekanan akademik. Menonton karakter seperti Midoriya Izuku atau Mob melawan rasa takut dan keraguan diri dapat membangkitkan semangat yang serupa dalam kehidupan nyata. Melalui kisah-kisah tersebut, mahasiswa belajar bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya.

  Dari berbagai genre tersebut, penulis secara pribadi menemukan makna mendalam tentang keseimbangan hidup melalui anime yang bersifat reflektif seperti Fune wo Amu dan Ousama Ranking. Fune wo Amu menceritakan proses panjang penyusunan kamus, yang di baliknya menyimpan pesan filosofis tentang arti komunikasi, kesabaran, dan dedikasi terhadap pengetahuan. Sementara Ousama Ranking mengajarkan tentang keberanian menjadi diri sendiri, meskipun berbeda dari orang lain. Anime-anime ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan ruang introspeksi bagi penonton untuk memahami nilai perjuangan, empati, dan ketulusan hati dalam menjalani kehidupan. Dari pengalaman tersebut, saya belajar bahwa anime mampu menjadi media pembelajaran emosional yang halus namun bermakna, membantu saya memahami diri sendiri sekaligus dunia di sekitar dengan cara yang lebih tenang dan reflektif.

  Menonton anime bukan hanya sekadar aktivitas mengisi waktu luang, melainkan juga bentuk self-healing yang efektif jika dilakukan dengan kesadaran dan proporsionalitas. Dalam dunia yang semakin sibuk dan penuh distraksi, anime menghadirkan ruang kecil untuk beristirahat dari kerasnya realitas. Ia memberi kesempatan bagi jiwa untuk bernapas, bagi pikiran untuk tenang, dan bagi emosi untuk tersenyum kembali. Ketenangan tidak selalu harus ditemukan di tempat sunyi atau dalam liburan panjang. Kadang, ia hadir dalam cahaya layar yang menampilkan karakter fiksi tersenyum lembut sambil berkata, “Kau sudah berusaha hari ini.” Di balik gambar bergerak dan dialog sederhana itu, ada pesan yang menenangkan: bahwa dalam setiap perjuangan, kita tidak pernah benar-benar sendiri. Dan mungkin di sanalah, di dunia animasi yang lembut dan penuh warna, mahasiswa menemukan bentuk ketenangan paling nyata sederhana, tulus, dan sepenuhnya manusiawi.

DAFTAR PUSTAKA

Auniillah, F. H. T. (2021, November 30). Pengaruh anime bagi psikologis remaja. Aktivitas PKIM UIN Sunan Kalijaga. https://kegiatan.pkimuin-suka.ac.id/single/pengaruh-anime-bagi-psikologis-remaja2021-11-3008-10-39

Funna, Z., Musni, R., & Safarina, N. A. (2025). Gambaran Kebahagiaan pada Mahasiswa Penggemar Anime Jepang. INSIGHT: Jurnal Penelitian Psikologi, 3(2), 310-318. https://ojs.unimal.ac.id/ijpp/article/view/19363

Hasan, R. N., & Agustina, M. (2025). Pengaruh Tayangan Animasi Humor Terhadap Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Di Universitas Indonesia Maju Tahun 2024. Jurnal Intelek Insan Cendikia, 2(3), 5509-5522. https://jicnusantara.com/index.php/jiic/article/view/2827

Millah, I. (2018). Psikologi anime: Studi deskriptif pada Komunitas Anime UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim). http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/11952


Penulis: Doohan Mayra Zahra
( Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta)

Editor: Faizul Ma'ali

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak