Deretan Tuntutan Gabungan Buruh dan Mahasiswa Semarang pada Aksi Unjuk Rasa May Day

 

Dok. Redaksi

Sejumlah mahasiswa dari beragam perguruan tinggi di Semarang dan pekerja yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), menyuarakan keprihatinan dan permintaan mereka melalui aksi unjuk rasa May Day pada momen Hari Buruh Nasional. Aksi unjuk rasa ini berlangsung di depan Gedung Gubernur Jawa Tengah pada Rabu (1/5/2024). 

Para peserta ini adalah perwakilan gabungan mahasiswa dari Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Universitas Islam Negeri Walisongo (UIN Walisongo), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Semarang (USM), dan Universitas Wahid Hasyim (Unwahas).

Peserta aksi melakukan longmarch dari Lapangan Simpang Lima Semarang menuju Kantor Gubernur Jawa Tengah sekitar pukul 13.00. Saat aksi unjuk rasa tersebut berlangsung, para peserta juga memberikan orasi yang memuat berbagai tuntutan yang mereka sampaikan.

Adapun 12 tuntutan dari peserta unjuk rasa ini yaitu mendesak pemerintah untuk;
1. Mencabut UU Cipta Kerja dan  Peraturan Pemerintah (PP) turunannya
2. Memberikan upah layak secara nasional
3. Memberikan jaminan perlindungan untuk buruh perempuan 
4. Membuat  regulasi terkait cuti buruh saat bencana
5. Menghapus sistem magang kontrak outsorcing 
6. Menghentikan urunbasting
7. Menghentikan kriminalidasi terhadap gerakan rakyat
8. Menghapus status kemitraan ojek online (ojol) yang tidak jelas
9. Memberikan perlindungan dan jaminan sosial pekerja migran
10. Mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pekerja Rumah Tangga (PRT)
11. Menghentikan relokasi industri yang berdampak terhadap lingkungan 
12. Mewujudkan akribilitas dan stabilitas produk pertanian dan bahan pangan nasional.

Di samping itu, Mulyono, selaku koordinator Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) menuntut pemerintah untuk mencabut Omnibus Law, menurunkan harga pokok, pendidikan gratis, perbaikan di bidang hukum, dan ketenagakerjaan. Mereka juga menekankan penghapusan sistem kontrak, outsourcing, dan sistem pemagangan yang memanfaatkan secara tidak adil.

“Kami menuntut pemerintah untuk mencabut Omnibus Law, menurunkan harga pokok, pendidikan gratis, perbaikan di bidang hukum, dan ketenagakerjaan. Kami juga menekankan penghapusan sistem kontrak, outsourcing, dan sistem pemagangan yang memanfaatkan secara tidak adil," ungkapnya.

Mulyono mengatakan bahwa Hari Buruh merupakan momentum sangat penting bagi rakyat Indonesia. 

"Momen ini sangat penting bagi kita karena pada situasi seperti ini kita butuh orang-orang yang memiliki pemikiran perubahan," katanya.

Mulyono juga menekankan dalam aksi May Day ini rakyat harus tetap gigih untuk melanjutkan  semangat perjuangan dengan cara yang baik. 

“Rakyat harus tetap gigih dan tidak melemah, kita harus melihatnya sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan semangat perjuangan yang terus berlanjut. Namun, penting juga untuk menjalani perjuangan ini dengan cara yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut,” pungkasnya.


Reporter: Muhajirin (Kru Magang 23)
Editor: Zulfi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak