Krisis Literasi Digital di Kalangan Gen Z

Doc. Pinterest

Pada era kehidupan yang serba digital saat ini, akses terhadap informasi sangat mudah diperoleh. Namun, kemudahan tersebut tidak selalu dimanfaatkan secara optimal, terutama di kalangan Gen-Z. Meskipun tidak semuanya, sebagian besar mengalami krisis literasi digital. Minimnya literasi digital seolah telah menjadi hal yang lumrah, padahal kondisi ini tidak seharusnya dianggap wajar.

Sebagai bagian dari Gen-Z, saya mencoba menelisik faktor-faktor yang menyebabkan krisis literasi digital. Hal ini berupa rendahnya minat baca, informasi yang berlebihan (overload), kurangnya edukasi tentang literasi digital, kecenderungan pada konten yang cepat dan ringan, serta rendahnya kesadaran akan privasi dan jejak digital, merupakan beberapa hal yang turut menyumbang pada kondisi ini.

Literasi bukan hanya sekedar persoalan membaca, melainkan juga mencakup kemampuan memahami apa yang dimuat dan disampaikan dalam sebuah informasi atau berita. Ironisnya, budaya hanya membaca judul saja kemudian seolah - olah paham dengan isinya, lalu dengan perasaan FOMO (fear of missing out) menyebarkan informasi dalam hitungan detik. padahal belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dampak dari kebiasaan ini sangat serius, masyarakat menjadi mudah terpengaruh hoaks, terjadi penyalahgunaan informasi, menurunnya kemampuan berpikir kritis, hingga munculnya kasus-kasus perundungan siber (cyberbullying). Literasi digital merupakan isu yang kompleks dan perlu ditangani secara komprehensif. Berikut beberapa tips sederhana yang dapat diterapkan untuk menghadapinya: memverifikasi informasi sebelum mempercayainya, menggunakan platform yang terpercaya, tidak mudah menyebarkan berita, meningkatkan pemahaman tentang etika digital, serta mengikuti atau menyelenggarakan sosialisasi mengenai edukasi literasi digital.

Gene-Z lahir dan tumbuh dalam kemajuan teknologi. Oleh karena itu, sudah seharusnya tidak hanya sekadar melek teknologi, tetapi juga bijak dalam memanfaatkannya. Literasi digital bukan hanya sebuah tantangan, melainkan juga peluang bekal utama bagi Gen-Z untuk bertahan dan berkembang di era digitalisasi. Sebab, di zaman sekarang, mereka yang tidak mampu berpikir kritis akan mudah tersesat, meskipun setiap hari berselancar di dunia digital.


Penulis: Mukti Rahma (Kru Magang 2024)

Editor: Muhammad Fatih

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak