Oleh : Amallia
lathifaa
Kini, kita terpaku menatap langit kian kelabu
Langkah kita mati, asa kita sirna jadi abu
Dahulu kau selalu melangitkan namaku
Dan kini engkau duduk diam membisu
Kau mau ke segala arah untuk menyatukan serah
Kenyataannya, kau hanya mampu meredam pasrah !
Petir menyambar, namun engkau masih gamang
Ingin kita sama-sama sirna agar dapat terkenang
Atau mencoba hidup penuh kenestapaan
Pilihannya adalah menunggu hujan reda
Agar kita bisa kembali terjaga
Namun, hujan tak kunjung memberi jeda
Malah kini kita yang harus tergerus derasnya.
KALA
Kita t'lah di ujung persimpangan ,
Tak tau harus meneruskan atau menepikan .
Kita sama-sama samar ,
Menjadi angkuh dengan tetap bertahan
Atau ikhlas dengan luka makin dalam
Kala itu,
Kita memutuskan berpaling pergi
Mencoba menghindar agar tak menjadi-jadi
Mencoba menepis bahwa itu hanya sesaat
Bukan persoalan yang cepat diungkap
Namun kita salah!
Rasa ini sudah menjelma dengan nyala membara
Kau takkan tau karena t'lah termakan egomu
Sudahlah kita hanya serah yang berujung lelah.