Prodi ISAI, Gerbang Baru Peradaban Islam

Dok. Edukasi

Didasarkan pada tiga aspek, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo membuka program studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam (ISAI) yang akan membuka peradaban baru penghubung lingkup islam dalam seni.


Semarang, EdukasiOnline--Sebagai universitas berbasis islam, dibukanya Program Studi (Prodi) Ilmu Seni dan Arsitektur Islam (ISAI) membuka peradaban baru yang menghubungkan lingkup islam dengan seni.  Fakultas Ushuludin dan Humaniora (Fuhum) membuka jurusan baru ini  dan meresmikannya pada Kamis (3/5). Dekan Fuhum, Mukhsin Jamil mengatakan bahwa ada tiga pertimbangan utama dibukanya jurusan ISAI, yakni dari aspek filosofis, institusional dan pragmatis.

Dari aspek filosofis Mukshin membaginya menjadi tiga  segi : logika, etika, dan estetika. Logika mengacu pada pengetahuan tentang bagaimana alam di kelola.  Etika melahirkan  kekuasaan yang diatur oleh ilmu politik, ekonomi diatur oleh ilmu ekonomi, dan sebagainya.  Adapun estetika dalam hal ini, menyangkut bagaimana manusia berekspresi atas pengalaman keindahan.

Mukhsin menambahkan, ada ketimpangan dalam penyelenggaraan pendidikan di masyarakat. Saat ini pendidikan yang dikembangkan lebih kepada ilmu pengetahuam dan teknologi serta hal-hal yang terkait ilmu sosial, ekonomi dan politik. Sedangkan ilmu yang terkait manusia dalam mengekspresikan pengalaman keindahan tidak mendapat ruang dalam disiplin ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). "Apalagi saat ini ada fenomena yang mana itu menjadi tiga masalah krusial di indonesia, yaitu kedangkalan nalar, dekadensi moral, dan kekerasan ekspresif."

Dinilai dari aspek institusional, semenjak menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) terjadi proses transformasi kelembagaan yang menghasilkan integrasi ilmu-ilmu islam statis pada ilmu-ilmu yang bersifat umum. Ini sesuai regulasi yang diatur pada Keputusan Menteri Agama pada no 33 tahun 2016 mengenai nomotitur prodi dan gelar . Prodi ISAI tergolong dalam disiplin ilmu Humaniora sehingga lulusan dari prodi ini bergelar sarjana Humaniora. "Karena ya disiplin ilmu jurusan ISAI adalah humaniora,” ungkap Mukhsin.

"Yang ketiga ini argumen dari aspek pragmatis,  setiap tahunnya peminat UIN Walisongo semakin meningkat. Setidaknya ada 24.000 pendafatar di UIN Walisongo, sementara UIN sendiri  hanya menerima kurang lebih 3.900 mahasiswa pada tiap tahunnya. Ini membuktikan bahwa masih membutuhkan banyak angka partisipasi pengelola pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan itu,” tambah Mukhsin. Muncul juga segmen sosial dari kelas menengah muslim yang membutuhkan ruang pendidikan dengan citarasa seni yang berkualitas, modern dan islami.

Jurusan ini resmi dibuka bersamaan dengan diadakannya seminar nasional dengan tema “Peran ilmu seni dan arsitektur islam dalam membangun Peradaban Islam Modern”. Seminar ini mendatangkan beberapa narasumber diantaranya guru besar Antropologi Seni Universitas  Negeri Semarang (UNNES). Tjetjep menyambut baik dibukanya prodi baru ISAI di UIN Walisongo.  Tjetjep mengungkapkan adanya prodi yang berkaitan dengan ilmu seni masih jarang ditemukan di universitas berbasis islam. ”Ini tentunya menjadi surprise, UIN sebagai universitas berbasis islam mampu membuka prodi ilmu seni,” ungkapnya.  Tjetjep juga menaruh harapan, dengan dibukanya prodi ISAI membuka pemahaman yang luas mengenai hubungan antara islam dengan seni. “Semoga prodi baru ini dapat menjadi pemikat masyarakat .”

Sampai saat ini sudah ada 468 pendaftar dari jalur SPAN-PTKIN dan ada 25 pendaftar yang diterima di jurusan ISAI. Dari fakultas menargetkan mengambil 40 mahasiswa. "Sebelumnya kami sudah menyiapkan beberapa fasilitas penunjang belajar untuk jurusan ini, seperti ruang kelas, laboratorium, studio dan kelas produksi. Harapannya ya bisa mengelola jurusan ini dengan baik dan berkualitas,” imbuhnya. (Edu_On/ift)



2 Komentar

  1. nantinya jurusan ini berpeluang kerja menjadi apa?apakah sama dengan jurusan arsitektur pada umumnya atau bagaimana?

    BalasHapus
  2. nantinya jurusan ini akan berprospek kerja menjadi apa, apakah sama dengan arsitektur?

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak