Pemaparan materi teknik penulisan wacana oleh Muhammad Fakhrur Riza, pada Sabtu (14/09/2024): doc.nur |
SEMARANG, lpmedukasi.com - Di tengah kemajuan teknologi yang semakin cepat, terutama munculnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), tantangan baru bagi para penulis semakin nyata. Mahasiswa dan calon penulis sering kali dihadapkan pada dilema seperti bagaimana mempertahankan kreativitas dan pemikiran kritis di tengah kemudahan yang ditawarkan teknologi AI.
Di satu sisi AI mempermudah akses informasi dan mendukung proses teknis dalam penulisan. Namun, ketergantungan pada AI dapat mengurangi orisinalitas dan menumpulkan kemampuan berpikir mandiri. Sehingga dapat menyusun wacana secara terstruktur dan kritis menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara memanfaatkan teknologi dan tetap menjadi penulis yang independen dan kreatif.
Karya tulis ada berbagai macam, salah satu jenisnya yaitu wacana. Menurut Muhammad Fakhrur Riza, wacana adalah kemampuan atau prosedur berpikir, yang bisa berbentuk lisan maupun tulisan dan didasarkan pada akal sehat. Wacana dibentuk oleh logika dan argumen yang sistematis, yang berfungsi untuk menyampaikan gagasan dengan jelas kepada pembaca. Ada empat jenis wacana utama yang sering digunakan dalam dunia penulisan, yaitu:
1. Artikel
Artikel adalah karya tulis yang berisi pembahasan mengenai topik tertentu dengan menyajikan data atau fakta, serta opini penulis. Ciri-ciri artikel antara lain: menyajikan data dan fakta objektif, didominasi oleh kutipan tidak langsung dari buku, jurnal, atau media tepercaya, ditulis secara sistematis dan terstruktur, opini penulis disampaikan pada akhir tulisan.
2. Opini
Opini adalah karya tulis yang mengutarakan pandangan pribadi penulis terhadap suatu isu atau topik. Tulisan ini bersifat subjektif dan persuasif, dengan tujuan mengajak atau meyakinkan pembaca untuk memahami atau menyetujui pandangan penulis sehingga menggunakan argumen yang kuat serta menggunakan bahasa yang jelas kritis dan tegas.
3. Kolom
Kolom adalah karya tulis yang ditulis secara rutin oleh seorang penulis atau kolumnis, baik di surat kabar, majalah, atau situs web. Gaya bahasa kolom biasanya sederhana dan fleksibel, memungkinkan penulis untuk menyampaikan pandangan mereka dengan cara yang mudah dipahami pembaca. Ciri-ciri kolom meliputi: topik yang fleksibel, gaya bahasa yang sederhana dan unik, sudut pandang personal, dan ditulis secara rutin.
4. Esai
Esai adalah karya tulis yang berisi pemaparan pemikiran dan argumen penulis secara sistematis dan terstruktur yang mengedepankan refleksi mendalam penulis terhadap suatu topik tertentu, dengan argumen logis yang kuat. Ciri-ciri esai antara lain: pemaparan yang mendalam mengenai suatu topik; memiliki struktur yang terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan; argumen logis serta memberi pandangan penulis di akhir esai.
Kehadiran AI membawa sejumlah tantangan dan peluang bagi penulis, terutama dalam konteks menulis wacana. Seperti yang dijelaskan oleh Muhammad Fakhrur Riza, AI memudahkan penulis dalam mencari data, fakta, serta pandangan dari berbagai sumber. Namun, jika AI digunakan secara berlebihan, ia dapat mengurangi kemampuan penulis untuk berpikir mandiri dan kreatif.
Di antara dampak positif AI yaitu memberikan akses informasi yang cepat, mempercepat pekerjaan, membantu penulis dalam mengumpulkan data serta memeriksa tata bahasa. Sedangkan dampak negatif AI di antaranya: mengurangi kreativitas dan orisinalitas penulis dan karya tulisan kurang berbobot.
Walaupun AI membawa tantangan tersendiri, teknologi ini juga membuka peluang karir baru bagi penulis wacana. Beberapa peran yang bisa dijajaki oleh mahasiswa atau calon penulis adalah sebagai berikut:
1. Freelancer: Menulis secara independen untuk berbagai platform atau klien, baik berupa artikel, opini, atau esai.
2. Copywriter: Menulis teks untuk keperluan komersial atau pemasaran, seperti iklan, brosur, dan konten digital.
3. Pembuat Buku: Menulis dan menerbitkan buku, baik secara fisik maupun digital.
4. Kolumnis: Menjadi penulis tetap di surat kabar, majalah, atau situs web, dengan mengirimkan kolom secara rutin.
Untuk menjaga kreativitas dan pola pikir kritis di tengah kemajuan teknologi AI, maka penulis dapat melakukan hal-hal di bawah ini : Latihan menulis secara teratur tanpa banyak mengandalkan AI, mengumpulkan informasi melalui riset mandiri, dan menggunakan AI untuk mempercepat proses teknis penulisan.
Menulis wacana di era semakin banyaknya AI memerlukan keseimbangan antara memanfaatkan teknologi dan menjaga orisinalitas. AI memang membantu mempercepat proses penulisan dan riset, tetapi penulis harus berhati-hati agar tidak kehilangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa AI hanyalah alat bantu, sementara manusia tetap menjadi kreator utama. Seperti yang disampaikan oleh Muhammad Fakhrur Riza, kemampuan berpikir kritis dan kreativitas adalah kunci dalam menulis wacana yang kuat dan berdampak. Bagi mahasiswa dan calon penulis muda, mengasah pola pikir kreatif adalah keterampilan yang tak ternilai di era gempuran teknologi ini.
Reporter: Ryan (Kru Magang 23)
Editor: Laila