Judul buku : Dompet Ayah Sepatu Ibu
Penulis : JS. Khairen
Penerbit : Penerbit PT Gramedia Widiasarana
Tahun terbit : Oktober, 2023
Jumlah halaman : 200 halaman
Novel Dompet Ayah Sepatu Ibu merupakan salah satu novel best seller karya seorang penulis muda kelahiran Padang, yakni Jombang Santani Khairen atau biasa dikenal dengan J.S Khairen. Novel ini bercerita mengenai kisah dalam mengejar cita-cita dengan segala perjuangannya. Dalam memperjuangkan cita-cita, pendidikan, dan karir di perantauan memang tidak mudah dan tidak semenyenangkan seperti yang ada dalam bayangan, karena justru tidak ada yang bisa diandalkan. Jauh dari keluarga, jauh dari susana kenyamanan rumah, rasa rindu dengan keluarga yang tak terbendung, dan masih banyak lagi, sehingga buku ini mengajak pembaca berefleksi mengenai arti keluarga yang seutuhnya.
Dunia jahat dan kau kalah? Lihatlah telapak tanganmu. Ayah selalu menempa tangan itu, agar tak menyerah. Ibu tak henti memapah tangan itu untuk berdoa. Bangkitlah. (hal 31)
Buku ini menceritakan kehidupan anak-anak miskin di daerah pedalaman Sumatra Barat yang memiliki cita-cita untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan membebaskan diri dari kemiskinan. Mereka adalah dua karakter dari daerah yang berbeda. Asrul adalah anak laki-laki miskin yang tinggal di punggung gunung lainnya yaitu gunung Marapi. Asrul memiliki adik yang bernama Irsal yang sudah terlahir miskin karena ayahnya meninggalkan mereka untuk kawin lagi. Ayah mereka adalah penganut mazhab poligami. Karakter lainnya adalah Zeena yang merupakan seorang perempuan miskin yang tinggal di punggung gunung Singgalang, memiliki tiga orang adik dan dua orang kakak. Sementara ayah Zeena meninggal dunia ketika Ia masih kecil.
Asrul dan Zeena, keduanya mengarungi kehidupan yang penuh tantangan dengan berjuang masing-masing. Hingga akhirnya takdir mempertemukan mereka saat memasuki era mahasiswa di sebuah kampus, yakni di Universitas Kota Padang. Pertemuan yang singkat di antara mereka membawanya pada hubungan yang lebih serius, memutuskan untuk menjalani hidup dan menghabiskan hidup bersama. Namun, tentu fase hidup tak berhenti di situ, hidup masih terus berjalan. Cobaan yang mereka hadapi pun tentu lebih rumit. Asrul dan Zeena, mereka menjadi tulang punggung keluarga. Asrul sebagai anak yang berbakti pada ibunya, telah memantapkan hati untuk menjadi sosok Uwais Alqarni. Ia bercita-cita merubah garis keturunan miskin dan memberangkatkaan kedua orang tuanya haji. Sementara Zeena pun tetap harus memastikan adik-adiknya tetap bisa bersekolah hingga perguruan tinggi. Dengan modal semangat yang tinggi, Asrul berhasil menjadi mahasiswa, merawat mimpinya dengan bekerja menjadi wartawan dan tukang kliping koran di sebuah Harian di Sumatera Barat. Demikian pula dengan Zeena, bermodalkan semangat dan kerja keras yang dimilikinya, Zeena berhasil menyelesaikan kuliahnya menjadi seorang sarjana dan menjadi seorang guru PNS di Madrasah Aliyah.
Keunggulan dalam novel “Dompet Ayah Sepatu Ibu” terletak pada kepiawaian penulis dalam menyatukan cerita antar bab dan mendalami setiap nuansa emosional yang disajikan. Penggunaan sudut pandang ketiga mampu menempatkan para pembaca sebagai sosok peran pengamat yang mengikuti alur cerita jutuh bangunnya kehidupan Zeena dan Asrul. Bahasa yang digunakan pun mudah dipahami karena menggunakan percakapan sehari-hari. Bahkan dialog yang digunakan pun pencampuran bahasa Minang sehingga dapat mendekatkan para pembaca dengan kebudayaan Sumatera Barat yang menjadi latar tempat cerita dalam novel tersebut.
Akan tetapi, alur cerita dalam novel ini terkesan terburu-buru di penghujung bab hingga epilog. Selain itu, alur ceritanya menjadi mudah ditebak, seperti kisah perjalanan orang tidak mampu yang memperjuangkan kehidupan yang layak.
Secara kesuluruhan novel “Dompet Ayah Sepatu Ibu” menyajikan cerita yang sangat dekat dengan realita yang terjadi di masyarakat. Novel ini mampu membawa pembaca melewati dinamika kehidupan yang penuh lika-liku dan membangun sebuah kisah yang inspiratif. Poin penting yang diajarkan pada novel ini adalah tidak ada cita-cita yang mustahil untuk diraih jika kita juga berusaha dengan semangat dan penuh perjuangan. Novel ini cocok bagi setiap kalangan terutama anak-anak muda sebagai motivasi dan tamparan diri agar tidak mudah menyerah dalam menghadapi kehidupan yang berlika-liku.
Peresensi: Zidni Rosyidah (Kru Magang 2023)
Editor: Agustin