Doc. Udin/ Edukasi
Semarang, lpmedukasi.com - Banner bertuliskan "TIDAK MAKAN DEMI PAGELARAN" menggantung di box letter FITK UIN WALISONGO SEMARANG Kampus 2 siang tadi, Kamis(16/6). Disinyalir banner tersebut adalah bentuk protes mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) terkait acara Pementasan Seni Pagelaran yang dianggap memberatkan mahasiswa.
Acara tersebut akan dilaksanakan pada Jum'at (17/6) di audit 2 kampus 3 UIN Walisongo oleh para mahasiswa jurusan PGMI yang terdiri dari angkatan 2019, 2020, dan 2021.
Pasalnya, acara ini dilaksanakan sebagai tugas ujian akhir semester (UAS) mata kuliah seni budaya dan seni musik. Sehingga dari seluruh mahasiswa PGMI di angkatan tersebut diharuskan mengikutinya.
Instruksi tersebut disebar luaskan melalui voice note grup whatsapp. Dan di dalam voice note tersebut, dosen A menekankan bahwa yang tidak berkenan mengikuti pagelaran berarti tidak ikut UAS.
"Tidak bayar tidak apa-apa. Tidak bayar jadi tidak usah ikut UAS. Karena tidak berpartisipasi," jelas dosen tersebut.
Lebih lanjut ia menjelaskan hal itu dilakukan agar proses penilaian lebih enak.
"Biar kalian hasilnya bagus. Biar kami enak ngasih nilai A karena hasilnya maksimal."
T, salah satu mahasiswa PGMI menjelaskan bahwa besaran pembayaran pagelaran di kelasnya mencapai Rp. 60.000 per anak. Dan besaran itupun harus dibayarkan dengan durasi waktu yang singkat.
"Kabar acara ini terlalu singkat, dan tidak ada sk, dan hanya di sebarkan melalui Whatsapp yang berupa voice note. Dan pembayaran terakhir Senin(13/6) kemarin." Pengakuannya kepada kami.
G, mahasiswa PGMI lain juga menjelaskan bahwa penarikan uang tersebut memberatkan pihak mahasiswa.
"Kasihan teman-teman yang keberatan akan diadakannya kegiatan ini," jelasnya.
Bahkan sempat terdapat survey yang tersebar di kalangan mahasiswa PGMI untuk jajak pendapat terkait keberatan tersebut. Dan hasil survey menunjukkan bahwa dari 68 responden, 50 dari mereka merasa keberatan.
Menanggapi hal tersebut, Mahfud Djunaedi selaku Wakil Dekan 1 bidang akademik saat dimintai kejelasan oleh SEMA FITK dan para mahasiswa lain. Ia menginstruksikan untuk melapor kepadanya apabila ancaman tersebut tetap diberlakukan.
"Besok kalau masih ada ancaman 'Yang belum bayar tidak lulus.' Lapor ke saya. Nanti saya yang akan mengembalikan menjadi lulus," tegasnya.
Penulis: Nur Khasanah
Editor: Udin
Tags
Berita