doc. Internet |
Membincangkan
terkait guru menjadi topik nyentrik yang tak kunjung reda. Guru merupakan figur
inspirator dan motivator murid dalam merumuskan sudut pandang masa depanya. Peran
guru sangat vital bagi pembentukan jati diri untuk mencapai apa yang
dicita-citakan oleh anak didik. Disinilah urgensi melahirkan guru-guru kreatif.
Melihat sarjana-sarjana sekarang yang
loyalitas nya belum memenuhi standar keguruan, bahkan kebanyakan guru sekarang
kurang antusias jika membicarakan pendidikan negeri ini, mereka hanya akan
terlihat antusias ketika membicarakan kesejahteraan guru. Terus dimana letak
peran guru untuk membangkitkan semangat
besar dalam diri anak untuk menjadi aktor dalam perubahan dunia di era global.
Melihat seiring
berjalanya waktu semakin canggih dunia teknologi membuat posisi guru sedikit
tergeser, pasalnya di zaman modern ini guru bukan hanya menjadi satu-satunya
sumber informasi, melalui itu anak didik sudah bisa memperoleh informasi secara
jelas. Namun tidak bisa dipungkiri peran guru tetaplah hal utama dalam dunia
pendidikan, meskipun siswa sudah pandai mencari informasi secara lebih luas. Maka
anak didik tetap membutuhkan pendampingan dari guru untuk menjelaskan informasi
yang diperoleh. Disisi lain pendidikan juga sebagai media pendewasaan, maka
dari itu tidak dapat berlangsung tanpa adanya guru.
Sebab itulah
saat ini guru harus mempunyai beberapa kriteria yang pertama yaitu ideal. Ideal
di sini mempunyai maksud seorang guru haruslah mempunyai kemampuan pemecahan
bagi problem-problem yang berkaitan tentang ilmu pengetahuam, kesenian dan
kebudayan. Kedua, inovatif dimana guru
harus mempunyai cara-cara yang mampu merangsang stimulus-stimulus baru yang
menjadi arah penyajian kembali, penelaahan kembali yang lambat laun akan
menjadi penemuan baru dan timbulnya problem baru. Kriteria selanjutnya ialah
kreatif. Guru diharapkan mampu membentuk anak didik menjadi kreatif dengan
ide-ide baru, menjadi lebih kritis dan antusias dalam mengikuti semua kegiatan.
Hal inilah proses kreatif dalam pembelajaran sangat diperlukan. Namun, seiring
berkembangnya teknologi untuk menciptakan suasana kelas seperti itu bukan
perkara mudah. Hal ini kemudian menjadi
tantangan tersendiri bagi guru dalam menjadi figur di setiap nilai dan pencapaian kompetensi.
Tahapan yang
perlu diterapkan untuk membentuk kreatifitas dalam diri anak didik yaitu,
pertama mampu mengakomodasi gaya belajar
siswa, karena setiap siswa bebeda-beda dalam menerima suatu pembelajaran. Ada yang
langsung faham hanya membaca, mendengarkan dan ada pula yang baru faham ketika
dijelaskan secara detail. Guru hendaknya mampu meramu metode pembelajaran yang
mengena ke semua anak didik. Kedua menciptakan suasana yang menggairahkan. Banyak
orang beranggapan bahwa metode komikal mujarab guna membangun suasana yang
menyenangkan bagi anak didik. Namun, masih banyak metode semisal, menggunakan
metode presentasi, diskusi atau lewat media teknologi yang tepat guna. Ketiga,
kemampuan menanamkan nilai pada diri siswa. Peran yang sangat penting dari
seorang guru mengajar dengan keteladanan. Karena guru adalah figur suri
tauladan. Misal guru mampu menerapkan budaya membaca bagi setiap anak didik,
penerapan hal baik tersebut akan menumbuhkan stimulus pada anak didik untuk
memiliki cara pandang yang positif. Keempat, mampu membangun interaksi,
kedekatan dan komunikasi pada siswa.
Contoh
kasus kekerasan pada siswa yang dilakukan oleh salah satu guru pada 9 siswa SMK
Kesatrian di Purwokerto, Jawa Tengah. Hasil penyelidikan menyebutkan, perihal siswa
terlambat masuk ke kelas guru tersebut menegur dengan cara menampar. Kasus itu
menjadi salah satu contoh ‘pencemaran nama baik’ dimana gurulah sosok yang harusnya
digugu dan ditiru. Kekerasan bukanlah
solusi dalam memberikan efek jera pada anak didik. Justru akan menjadi
trauma yang memvonis bahwa pendidikan diteggakkan lewat kekerasan.
Setelah cukup
banyak mengurai perihal guru, dapat
ditarik kesimpulan bahwa untuk menjadi guru bukan hanya mengandalkan gelar
kesarjanaanya saja, karena itu hanya simbol formal, yang terpenting bukan
simbolnya tapi kedalaman ilmunya dan tanggung jawabnya sebagai figur pengubah
sejarah. Tanggung jawab guru memang berat, namun jika guru mampu memahami
metode, teknik dan penguasaan pembelajaran dengan baik maka akan mempermudah
guru dalam mendidik anak didik. Guru yang mempunyai kemampuan yang baik juga
akan menjadi kepuasan tersendiri bagi guru, karena mampu mempersembahkan yang
terbaik untuk anak didiknya.
Sejarah melukiskan identitas di setiap masanya dan guru
mewarnai momen sejarah itu.
Penulis: Diah Novi Karisma (Crew Edukasi angkatan 2017)
Tags
Wacana