Ghoul Si Pemakan Manusia Menguasai Kota Tokyo





Judul   : Tokyo Ghoul Live-Action 2017

Genres :Action, Mystery, Horror, Psychological, Supernatural, Drama, Seinen

Penulis Naskah : Sui Ishida dari manga, Ichiro Kusuno

Studio : Fuji TV

Tanggal Rilis : 13 September 2017 (Indonesia)

Negara Asal : Jepang

Bahasa Film : Jepang

Durasi : 119 menit


“Manusia mengira mereka berada di puncak rantai makanan, tapi makhluk tertentu memburu manusia sebagai makanan. Di Tokyo, keberadaan mereka sudah lama dikenal, mereka dikenal dengan “Ghoul” dan dianggap sebagai ancaman serius. Komisi Pemberantasan Ghoul dibentuk oleh pemerintah telah memusnahkan banyak Ghoul. Namun, Ghoul terus ada, di tengah bayang-bayang Tokyo.”

Film ini diangkat dari anime Tokyo Ghoul, mengisahkan tentang Ghoul (makhluk yang memakan manusia). Tokoh utama dari film yang disutradai oleh Kentaro Hagiwara ini adalah seorang laki-laki yang bernama Kaneki Ken diperankan oleh Masata Kubota. Awal mulanya, Kaneki menyukai seorang gadis yang bernama Rizen. Kamishiro yang diperankan Yuu Aoi. Mereka memiliki hobi yang sama yaitu membaca buku.

Kaneki akhirnya mengajak Rize berkencan, padahal yang diajaknya berkencan adalah seorang Ghoul. Pada akhir kencannya, Rize melancarkan aksinya untuk memakan Kaneki. Tetapi ada sebuah tragedi yang membuat Rize akhirnya dalam kondisi lebih parah daripada Kaneki yang sudah ditusuk-tusuk oleh kagune Rize. Pada akhirnya dokter memindahkan organ dalam Rize ke Kaneki yang memiliki banyak peluang untuk diselamatkan. Maka, karena Kaneki telah menerima salah satu organ dari Ghoul, Kaneki menjadi manusia setengah Ghoul.

Permulaan film ini berbeda dengan permulaan versi animenya. Pada permulaan versi anime, seolah-olah penonton diperkenalkan terlebih dahulu tentang pengertian Ghoul. Tetapi pada live-actionnya, langsung dimulai dengan ditunjukkannya penonton pada tokoh utamanya.

Di dalam versi animenya menggunakan alur campuran, sehingga penonton akan mengetahui latar belakang kejadian-kejadian yang terjadi. Tetapi dalam live-actionnya hanya terdapat alur maju. Penonton sebaiknya sebelum menonton versi filmnya akan lebih baik menonton versi animenya, karena cerita alur mundur juga dapat mejawab kejadian-kejadian yang terjadi saat itu.

Ada juga beberapa kejadian yang dihilangkan, walaupun kejadian tersebut tidak penting dan sedikit menjumpai tokoh utama. Akan tetapi terkadang kejadian yang dihilangkan tersebut dapat mengubah penilaian ataupun cerita yang dimaksudkan oleh si pembuat berbeda dengan si penonton. Percakapan yang dihilangkan dari versi animenya juga dapat mempengaruhi penangkapan cerita penonton. Tetapi setelah menikmati kejadian selanjutnya, penonton akan memiliki penangkapan cerita seperti di animenya.

Film yang dirilis pada tanggal 13 September 2017 di Indonesia ini sangat menarik, karena memiliki banyak persamaan dengan versi anime dalam penggambarannya. Versi anime sendiri sudah banyak memikat para penyuka anime, ditambahi dengan adanya Live-Action Tokyo Ghoul ini. Menampilkan aksi memakan manusia yang dengan tampilan yang memuaskan, karena ini film aksi yang banyak memuat kejadian-kejadian yang berbeda dari kenyataan.

Versi anime Tokyo Ghoul sendiri memiliki 2 season, setiap season terdiri dari 12 episode. Tetapi film live-action yang berdurasi 199 menit ini sangat disayangkan, karena hanya memuat cerita sampai pertengahan episode 9 season 1. Para penyuka Tokyo Ghoul akan sedikit kecewa karena tidak adanya cerita pada season 2 di film ini. Padahal pada season 2, banyak kejadian yang menarik untuk dijadikan live-action.

*)Penulis adalah Adelya Aisah, kru magang LPM Edukasi tahun 2017

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak