Belajar untuk Hidup






Judul buku           : Jacob Oetama Bekerja Dengan Hati
Penulis                  : Nor Islafatun
Penerbit                : Buku Pintar
Kota terbit            : Yogyakarta
Tahun terbit          : 2013
Resensator            : Mimin Labiqotin Nahiroh

Anda mengenal Koran Kompas? Toko Buku Gramedia? Radio Sonora, atau Majalah anak Bobo? Jika jawabannya "iya", maka kemungkinan besar Anda juga sudah tahu siapa tokoh paling berjasa dalam pendirian perusahaan-perusahaan tersebut, yaitu Jakob Oetama.

Pendiri Surat Kabar Kompas. Jakob Oetama lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931, dia merupakan wartawan dan salah satu pendiri surat kabar Kompas. Jakob adalah putra seorang pensiunan guru di Sleman, Yogyakarta. Setelah lulus SMA (Seminari) di Yogyakarta, ia mengajar di SMP Mardiyuwana (Cipanas, Jawa Barat) dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi redaktur mingguan Penabur di Jakarta. Jakob kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta. Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956. Pada April 1961, Ojong mengajak Jakob membuat majalah baru bernama Intisari, isinya sari pati perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Majalah bulanan Intisari terbit pertama kali Agustus 1963.

Bersama P.K OJONG, Jacob Oetama pada tahun 1963 mendirikan majalah intisari. Majalah ini berkiblat pada majalah reader’s digest yang berasal dari Amerika. Selanjutnya kisah sukses intisari dilanjutkan dengan mendirikan sebuah Koran harian yang diberi nama KOMPAS. Hal ini terjadi pada tahun 1965, dimana pada masa itu Indonesia sedang di sibukan oleh ancaman pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dari perkembangan kompas inilah, kemudian berdirilah kelompok usaha KOMPAS GRAMEDIA. Gramedia adalah nama yang digunakan untuk member label pada usaha toko buku. Hingga kini kelompok kompas gramedia dibawah kendali Jacob Oetama sudah melebarkan sayapnya diberbagai bidang usaha. Termasuk diantaranya mengelola bisnis hotel serta sempat berkiprah didunia jurnalistik pertelevisian.

Di ranah media, kiprah Jakob tak perlu diragukan lagi. Pada 2003 lalu, oleh Universitas Gajah Mada (UGM) ia diberi gelar Doktor Honoris Causa berkat konsistensinya mengembangkan pers Indonesia. Selain itu, ia juga dikenal sebagai pengusaha yang sukses dan kaya raya. Ranah bisnisnya menggurita di segala bidang, semuanya bernaung di bawah Kelompok Kompas Gramedia (KKG).

Untuk menjalani hidup sebagai wartawan, Jakob bergaul akrab dengan kalangan wartawan seperti Adinegoro, Parada Harahap, Kamis Pari, Mochtar Lubis, dan Rosihan Anwar. "Dalam soal-soal jurnalistik, Ojong itu guru saya, selain Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar," katanya. Di mata Jakob, Ojong kuat dibidang humaniora dan kuat dalam prinsip nilai-nilai kemajuan. Mochtar Lubis sosok yang berani dan memegang teguh prinsip, sedang Rosihan Anwar kuat dalam persoalan humaniora. Majalah Intisari kemudian diperkuat oleh teman-teman Jakob-Ojong dari Yogyakarta seperti Swantoro dan J Adisubrata. Menyusul kemudian Indra Gunawan dan Kurnia Munaba. (Baca di halaman 34)

Jacob juga berkiprah dalam berbagai organisasi dalam maupun luar negeri. Beberapa diantaranya pernah menjadi Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Anggota DPR Utusan Golongan Pers, Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia, Anggota Dewan Penasihat PWI, Anggota Dewan Federation Internationale Des Editeurs De Journaux (FIEJ), Anggota Asosiasi International Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai. (Baca di halaman 33).

Buku ini tidak hanya mengajak Anda mengenali Jakob lebih dekat dan utuh. Lebih dari itu, buku ini mencoba menyuguhkan rahasia-rahasia kecil yang dimiliki Jakob dalam "menyiasati hidup". Ketika membuka halaman demi halaman buku ini, kita seakan diajak untuk menjelajahi sebuah perjalanan kehidupan dari seorang Jakob Oetama.

Buku karya penulis yang lahir di Jepara, pada 30 Desember 1989 ini harus dibaca sampai akhir. Kisah perjalanan hidup Jacob Oetama penuh pelajaran yang dapat diaplikasikan di kehidupan kita sehari-hari. Buku biografi ini wajib dibaca oleh para calon wartawan Indonesia yang ingin menekuni bidang kejurnalistikan. Selain itu, buku ini juga bisa dibaca oleh kalangan manapun sebagai referensi dalam merintis sebuah media yang memiliki ciri khas

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak