Aksi demontrasi di kantor ATR/BPN pada Selasa (24/09/2024): Doc. Redaksi |
Semarang, lpmedukasi.com - Aksi demonstrasi warnai Hari Tani Nasional. Massa aksi yang tergabung dalam Konsorsium Pembaruan Agrari wilayah Jawa Tengah (KPA Jateng) penuhi kantor Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Jawa Tengah pada Selasa (24/9/2024).
Aksi ini didasari untuk memperingati Undang Undang Pokok Agraria (UUPA) setelah diterbitkan 64 tahun yang lalu, serta untuk mewujudkan reforma agraria sejati.
Perwakilan massa aksi yang berasal dari berbagai wilayah di Jawa Tengah menyampaikan poin tuntutannya masing-masing, mulai dari Sragen, Cilacap, Banjarnegara, Banyumas, Pemalang, Batang, Salatiga, hingga wilayah Semarang.
Keresahan yang menimpa petani disampaikan oleh salah satu perwakilan dari petani asal Cilacap, Kholil, mengungkapkan mengenai permasalahan Hak Guna Usaha (HGU) tanah yang belum diperpanjang.
"HGU 31 Desember 2005 tidak diperpanjang. Kami sudah mengajukan ke ATR/BTN tidak ada jawaban sama sekali. Dari tanah seluas 70.000 hektar, kami sudah menghasilkan sebanyak 65.000 ton beras halal, tetapi tanah yang kami gunakan bertani seolah haram disebabkan belum ada izin," ungkap Kholil.
Nardji, salah satu perwakilan dari petani Sragen menyampaikan kepada ATR/BPN untuk dapat menyelesaikan sengketa tanah di Jawa Tengah secepatnya.
"Tidak bisa ditawar dan tidak bisa ditunda-tunda. Sengketa tanah harus diselesaikan dalam beberapa bulan, harus secepat-cepatnya dengan cara saksama," ucapnya.
Selain itu, Koordinator Wilayah Jawa Tengah (Korwil Jateng), Purwanto juga memberikan pernyataan sikap di akhir aksi demonstrasi mengenai reforma agraria sebagai penyelesaian konflik.
"Menyatakan sikap bahwa dalam 10 tahun, reforma agraria tidak menyelesaikan konflik yang terjadi, tetapi justru membuat konflik bertambah. Clear dan clean harus dilakukan dengan menyelesaikan konflik," tuturnya.
Tuntutan petani dari berbagai wilayah telah diterima dan ditanggapi oleh Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan ATR/BPN, Imam Nawawi. Aksi demontrasi yang terjadi juga berlangsung damai tanpa adanya kericuhan yang terjadi.
Reporter: Tim Redaksi LPM Edukasi