Debat Kandidat Dema; Menyikapi Mati Surinya Gerakan Mahasiswa

doc. Edu_On/Ris

Semarang, EdukasiOnline – Beralaskan adanya gerakan mahasiswa yang mati suri, salah satu panelis Debat Kandidat pada Jumat (15/12), Yayan Royani menanyakan solusi untuk masalah tersebut. “Sebagai calon Dema, bagaimana Anda menghadapi gerakan mahasiswa yang mati suri?” tanya Yayan Royani kepada para kandidat.  

Tanpa menunggu waktu lama, kandidat nomor urut dua diberi kesempatan menjawab pertama kali. “Seiring perkembangan zaman, mahasiswa cenderung hedonis, pragmatis dan individualis,”  jawaban dari  Ahmad Sajidin selaku calon wakil Dema nomor urut 2.

Dari jawaban lelaki yang sering disapa Ajid tersebut, mati surinya gerakan mahasiswa menurutnya ada kaitannya dengan  gerakan literasi. “Dalam negeri ini gerakan literasi masih sangat minim,”  ungkapnya.

Demi kembali menghidupkan gerakan mahasiswa, optimalisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah salah satu langkah yang dipilih pasangan Fahmi-Ajid tersebut. “Agar bisa mengembangkan potensi mahasiswa, UKM seperti lembaga-lembaga pers mahasiswa harus dioptimalkan” tandas Ajid di depan banyak peserta debat.

Beda dengan cara yang dipilih kandidat nomor urut 1, Ilyas-Hanif. Bekerjasama dengan UIN mengadakan konsolidasi mahasiswa se-Jawa Tengah, adalah langkah yang didpilih pasangan tersebut. ”Solusi dari kami, adanya konsolidasi mahasiswa se-Jawa Tengah bisa menyikapi isu-isu lokal maupun nasional” jelas Calon Presiden nomor urut 1, Muhammad Ilyas.

Demi mengangkat marwah UIN ke kancah Nasional, pasangan yang diusung oleh Partai Mahasiswa Berkemajuan (PMB), Muhammad Ilyas dan Hanif Mustofa meminta dukungan dari seluruh mahasiswa UIN Walisongo. “ Karena itu kami  mengharapkan semangat dari teman-teman” ajak Ilyas saat dihubungi tim redaksi. (Edu_On/Anf)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak