Orsenik 2017, Loyalitas Maba FITK Dipertanyakan



Foto: (Edu_On/Tim)


Semarang, EdukasiOnline-- Sudah jadi rutinitas dalam penyambutan Mahasiswa baru (maba), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang adakan Orientasi Olahraga Seni, Ilmiah, dan Ketrampilan (Orsenik). Penyelenggaraan  tersebut dimulai pada tanggal 22-24 September 2017 yang diramaikan dengan tim rewo-rewo sebagai suporter bagi para atlet dengan menyuarakan lagu-lagu penyemangat. Minggu, (24/9).

Suporter atlet Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) ketika di lapangan banyak mengenakan ikat kepala dengan tulisan “FAKTA MANIA” berwarna dasar hijau. Setelah tim redaksi konfirmasikan pada Faiz Yulfa Septi Anjar selaku ketua panitia Orsenik FITK terkait nama tersebut, Faiz, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa pemaknaan fakta mania diambil dari bahasa Itali, “Maniak”  yang  artinya loyalitas, kekompakan dan semangat yang tinggi dalam mendukung atlet di lapangan. “Inginnya Fakta Mania mampu membangun jiwa supportif  dalam mendukung atlet di lapangan,” harapnya.

Namun, faktanya selama acara berlangsung, sebagian Maba yang menjadi tim rewo-rewo meninggalkan tempat perlagaan sebelum perlombaan berakhir, bahkan banyak pula Maba yang tidak ikut berpartisipasi pada agenda Orsenik 2017. Faiz mengaku kecewa terhadap mahasiswa baru yang apatis terhadap kegiatan Orsenik tersebut. “Saya merasa kecewa dengan beberapa mahasiswa baru yang tidak mau meluangkan waktunya untuk mendukung teman-temannya saat bertanding,” eluhnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ahmad Amin Arif, Maba jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ini menyatakan bahwa hanya beberapa temannya saja yang berpartisipasi dalam agenda Orsenik. “Teman-teman banyak yang mengedepankan kepentingan pribadi,” ujarnya.

Menurut Arif Lukmanul Hakim, anggota BEM-FITK mengungkapkan bahwa kira-kira mahasiswa FITK yang berperan aktif pada Orsenik tahun ini hanya mencapai angka 20% . Angka itu dihitung dari total Maba FITK yang berjumlah sekitar 780 mahasiswa, namun yang berpartisipasi hanya sekitar 200 mahasiswan saja. “Saya tidak tau dimana kontribusi dari 500 Maba yang lain,” katanya.

Dalam hal ini, Toge, sapaan akrab Arif Lukmanul Hakim menjelaskan beberapa alasan yang mendasari sebagian Maba apatis terhadap agenda Orsenik. Pertama, yakni kurangnya koordinasi dari pihak panitia kepada Maba. “Kalau saja Maba diberi pemahaman yang jelas tentang  Orsenik pasti mereka semangat dalam berpartisi” jelasnya.

Kedua, yakni alasan keluarga dan kesibukan kuliah. Sukma Ayu, Maba jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) mengatakan bahwa  alasannya tidak berpartisipasi dalam kegiatan Orsenik adalah  karena ada kepentingan yang menurutnya perlu diutamakan yakni masalah keluarga dan kuliah. “Sebenarnya saya ingin berpartisipasi mendukung para atlet, tapi posisi saya laju dari rumah “ tuturnya. (Edu_On/Sit)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak