Maba Keluhkan Sistem Penentuan Juara Orsenik 2017



 
doc. Internet

Semarang, EdukasiOnline— Minggu (24/9), menanggapi penentuan juara dengan sistem perolehan  emas terbanyak mendapat berbagai tanggapan dari Mahasiswa Baru (Maba). Sejumlah mahasiswa mengeluhkan sistem penentuan tersebut. Sistem kemenangan yang ditentukan dengan perolehan emas terbanyak dirasa tidak adil. Ketidakadilan tersebut bisa dilihat dari juara 2 dan 3 yang hanya mendapat perak dan perunggu namun tidak terhitung sebagai juara.

Afifah Nurul Maulida, mahasiswi baru Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) jurusan Menejemen Pendidikan Islam (MPI) menyatakan bahwa hal tersebut dapat merugikan atlet yang tidak mendapat medali emas. Karena menurutnya, usaha para atlet untuk mendapatkan perak dan perunggu menjadi tidak berharga. “Saya rasa ini tidak adil, para atlet sudah berusaha merebutkan juara 3 besar namun yang dihitung hanya juara satu saja,” keluh Afifah, sapaan akrabnya.

Senada dengan yang disampaikan oleh Afifah, Lilis mahasiswi baru Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) menyatakan bahwa hal tersebut dapat mematikan atlet lain, karena tidak ada penghargaan bagi para atlet yang telah berjuang mendapatkan perak dan perunggu. “Menurut saya, ini bisa mematikan atlet-atlet lain,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Aris ketua panitia Orsenik tahun 2017 menyatakan bahwa hal tersebut adalah upaya untuk meminimalisir kerumitan dalam memasukkan nilai dalam perlombaan Orsenik. “Belajar dari sistem kemarin, jika masih menggunakan sistem poin maka akan terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah timbulnya kecurigaan dari mahasiswa terhadap PJ,” jelasnya. (Edu_On/ Tim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak